Selasa, 31 Desember 2013
Live Chatting Anak Gadis Bawah Umur Dipaksa Buka Pakaian
KYODO
Barang bukti yang disita pihak polis di Jepun terkait usaha live chatting gadis-gadis bawah umur.
Bisnis seks di mana-mana memang sama, banyak menguntungkan kerana memang memperoleh banyak permintaan. Dalam enam bulan mendapatkan hasil 220 juta yen . Terdaftar 9,800 orang tamu. Bererti seorang mengeluarkan sekitar 22,500 yen untuk satu kepuasan seks.
Keuntungan itu tidak bersentuhan wanita, tetapi hanya melalui internet saja, live chatting dengan gadis di bawah umur yang pakai baju renda-renda lucu. Kemudian lama-lama semakin panas pembicaraan, sang gadis semakin melepas bajunya dan telanjang tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.
Dua tempat penayangan live chatting melalui internet, satu di Kagamigahara, perfektur Gifu dan satu lagi di Ebisuhonmachi, Naniwa-ku, Osaka telah dicekup polis Jepun, mempekerjakan paruh waktu 1500 gadis. Empat orang di antaranya gadis di bawah umur dengan usia antara 15-18 tahun. Usia dewasa di Jepun mulai 20 tahun.
Di perfektur Gifu juga demikian. Akibatnya Tsukasa Ishii (37) yang memulai usaha live chatting gadis telanjang sejak Oktober 2010 sampai dengan Januari tahun ini, jadi buruan. Setelah dalam pengejaran polis beberapa bulan, belum lama ini Oktober, Ishii ditangkap polis dengan tuduhan pelanggaran undang undang tenaga kerja.
Demikian pula September lalu di sebuah mansion di Nagoya sebanyak 12 kali telah dilakukan penayangan live chatting gadis telanjang di bawah umur, dan bahkan mempekerjakan selama 24 jam para gadis muda ini.
Yosuke Kamiyama, 26, ditangkap polis dengan tuduhan pelanggaran undang-undang tenaga kerja yang tak boleh mempekerjakan anak di bawah umur serta tak boleh mempekerjakan lebih dari 8 jam, apalagi sampai 24 jam. Polis membuktikan penayangan chatting live gadis telanjang sampai jam 5 pagi antara Mac sampai dengan Ogos 2010.
Semua usaha seks tersebut sebagai sebahagian dari jaringan kejahatan Jepun yang sering dikenali dengan nama Yakuza. Namun dilakukan oleh bahagian terbawah yang biasa kita sebut chimpila, para pelaksana di lapangan. Lalu mereka akan menyetor wangnya kepada atasannya, dan atasannya itu akan menyetor "pajak" pula kepada yang lebih atas lagi, demikian seterusnya. TRIBUNNEWS.COM
Semua usaha seks tersebut sebagai sebahagian dari jaringan kejahatan Jepun yang sering dikenali dengan nama Yakuza. Namun dilakukan oleh bahagian terbawah yang biasa kita sebut chimpila, para pelaksana di lapangan. Lalu mereka akan menyetor wangnya kepada atasannya, dan atasannya itu akan menyetor "pajak" pula kepada yang lebih atas lagi, demikian seterusnya. TRIBUNNEWS.COM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar